Menulis Penelitian Pati Sagu Rumbia (Metroxylon Robb.sp): dari Rumpun di Hutan menjadi Mie Sagu di Repositori STP Trisakti sebagai penulis ke 1 dari 3 penulis pada bulan Agustus 2021.

Wulan, Saptarining and Maulana, Alifatqul and Djoni, Wibowo Menulis Penelitian Pati Sagu Rumbia (Metroxylon Robb.sp): dari Rumpun di Hutan menjadi Mie Sagu di Repositori STP Trisakti sebagai penulis ke 1 dari 3 penulis pada bulan Agustus 2021. Pati Sagu Rumbia (Metroxylon Robb. sp): dari Rumpun di Hutan menjadi Mie Sagu.

[img] Text
A_Surat Keterangan P3M-Penelitian-SaptariningWulan.pdf

Download (477kB)
[img] Text
B_ST - 27b - Putri Sagu Rumbi (Metroxylon Robb. Sp) dari Rumpun di Hutan menjadi Mie Sagu.pdf

Download (585kB)
[img] Text
C_Mie Pati Sagu Rumbia.pdf

Download (128kB)

Abstract

Melakukan penelitian dengan judul “Pati Sagu Rumbia (Metroxylon Robb. sp): dari Rumpun di Hutan menjadi Mie Sagu” pada jurnal nasional tidak terakreditasi sebagai penulis pertama dari tiga penulis Abstrak: Masyarakat Indonesia sangat mencintai makanan berupa mie. Konsumsi mie terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahan dasar utama pembuatan mie adalah terigu yang berasal dari gandum. Namun gandum tidak tumbuh di vegetasi alam Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus mengimpor gandum dari negara penghasil gandum untuk memenuhi permintaan dalam negeri terutama untuk pembuatan mie dan roti. Untuk mengurangi ketergantungan impor gandum, beberapa inovasi teknologi telah dilakukan, salah satunya adalah mesin pembuat mie berbahan dasar pati sagu. Untuk uji penggunaan mesin perlu dilakukan uji coba pembuatan mie sagu dengan menggunakan bahan dasar pati sagu dari beberapa wilayah di Indonesia khususnya dari Sumatra (Indonesia Bagian Barat) dengan vegetasi lahan gambut dan dari Papua (Indonesia Bagian Timur) dengan vegetasi lahan mineral. Metode yang dilakukan untuk kedua tipe pati sagu tersebut untuk bahan dasar mie sagu dilakukan dengan cara 1) tahapan proses pembuatan mie sagu, dan 2) uji organoleptik. Untuk uji pengolahan dilakukan dengan penambahan air, pengadukan, pengukusan, dan penjemuran (pengeringan). Sedangkan untuk hasil mie sagu kering dilakukan dengan uji organoleptik. Hasil olahan adalah untuk pati sagu dari lahan mineral sama dengan pati sagu dari lahan gambut, yaitu untuk satu kg pati sagu memerlukan penambahan air 20%, pengadukan 15 menit, pengukusan 20 menit, dan penjemuran sinar matahari satu hari penuh. Untuk uji organoleptik (tekstur, rasa, aroma) hasilnya sama, sedangkan yang membedakan adalah warna. Mie sagu dari pati sagu dari lahan mineral hasilnya berwarna lebih putih, sedangkan dari lahan gambut warnanya lebih coklat keabu-abuan.

Item Type: Article
Subjects: F Hospitality & Tourism > F1001 Tourism
Divisions: Pariwisata > Sarjana
Depositing User: Mrs. SAPTARINING WULAN
Date Deposited: 14 Sep 2021 07:44
Last Modified: 14 Sep 2021 07:44
URI: http://repository.stptrisakti.ac.id/id/eprint/1230

Actions (login required)

View Item View Item